
“Our potential is one thing. What we do with it is quite another.”
— Angela Duckworth, Grit: The Power of Passion and Perseverance
🎯 Tujuan Bagian Ini:
- Menghadirkan data dan bukti ilmiah tentang pengaruh GRIT vs IQ dalam kinerja.
- Menyajikan studi kasus nyata di dunia profesional.
- Memberikan perspektif baru bagi HR dan early employee bahwa GRIT bisa jadi indikator kunci sukses jangka panjang.
đź§Ş Apa Kata Ilmu: Studi Psikologi Tentang GRIT dan Kesuksesan
Angela Duckworth dan timnya telah meneliti ribuan orang lintas usia dan profesi — dari siswa, kadet militer, hingga pekerja profesional. Hasilnya konsisten:
GRIT adalah prediktor terbaik kesuksesan jangka panjang dibanding IQ, latar belakang sosial, bahkan bakat alami.
📌 Contoh Penelitian Duckworth:
- West Point Military Academy (2007):
GRIT mengalahkan nilai akademik, kemampuan fisik, dan skor IQ dalam memprediksi siapa yang mampu menyelesaikan program pelatihan berat bernama “Beast Barracks”. - Spelling Bee Nasional AS:
Anak-anak dengan skor GRIT tinggi berlatih lebih lama dan tampil lebih baik, terlepas dari IQ mereka. - Siswa SMA:
GRIT lebih mampu memprediksi ketekunan dan nilai akademik daripada ukuran bakat apapun.
📊 Meta-Analisis Tambahan:
- Studi oleh Credé, Tynan & Harms (2017) terhadap 88 riset GRIT menyimpulkan:
- GRIT berkorelasi signifikan dengan academic achievement dan job performance.
- Elemen “konsistensi terhadap tujuan” lebih lemah, namun “persistensi terhadap usaha” sangat kuat korelasinya.
⚖️ GRIT vs IQ di Dunia Nyata: Siapa yang Bertahan?
IQ adalah indikator kemampuan memproses informasi — sangat penting, terutama di awal karier. Tapi IQ tidak menjamin:
- Ketekunan saat menghadapi kegagalan.
- Kesiapan menerima kritik.
- Konsistensi bekerja di bawah tekanan.
- Loyalitas terhadap tujuan jangka panjang.
đź’¬ Kutipan Penting:
“IQ mungkin membuka pintu, tapi GRIT yang menentukan apakah kamu akan tetap berada di dalam ruangan itu.”
— Dr. Tomas Chamorro-Premuzic, Profesor Psikologi Bisnis, UCL
📚 Studi Kasus Nyata: Dunia Profesional yang Memihak GRIT
✅ Kasus 1: Google — Project Oxygen
Google melakukan studi internal bernama Project Oxygen, menganalisis 10 atribut pemimpin terbaik di perusahaan mereka.
Hasil mengejutkan:
- IQ, coding skill, dan latar belakang STEM bukan penentu utama kesuksesan.
- Yang menonjol justru:
- Ketekunan.
- Empati.
- Kemampuan belajar dari kegagalan.
Google akhirnya menyadari bahwa “character traits” seperti GRIT adalah fondasi kepemimpinan masa depan.
✅ Kasus 2: Atlassian — HR dan Retensi Karyawan
Perusahaan software Atlassian mengadopsi prinsip hiring berbasis “values fit” dan GRIT, bukan hanya keahlian teknis.
- Mereka memantau karyawan berdasarkan “resilience score” dan adaptability, dua indikator yang sangat dekat dengan GRIT.
- Hasilnya? Turnover karyawan turun 15% dalam 2 tahun.
📊 Infografis Perbandingan (bisa digunakan untuk versi visual)
Aspek | IQ | GRIT |
Definisi | Kemampuan kognitif logis | Konsistensi dan semangat jangka panjang |
Prediktor sukses | Bagus untuk awal karier | Lebih kuat untuk performa jangka panjang |
Bisa dilatih? | Terbatas | Sangat bisa dikembangkan |
Dicari HR? | Mulai kalah pamor | Semakin diburu perusahaan |
đź§ Insight untuk HR dan Early Employee
Untuk HR:
- Mulai tambahkan indikator GRIT dalam proses rekrutmen dan promosi.
- Latih manajer untuk mengenali “karyawan tangguh” yang mungkin tidak mencolok tapi sangat loyal dan bisa diandalkan saat krisis.
- Buat kultur yang menghargai proses, bukan hanya hasil instan.
Untuk Early Employee:
- Kembangkan GRIT seperti otot. Mulai dari target kecil.
- Jangan buru-buru pindah kerja hanya karena bos tidak memberi validasi cepat.
- Belajar menerima kegagalan sebagai bahan bakar, bukan penghalang.
🔚 Saatnya Melihat Talenta dengan Lensa Baru
IQ akan selalu penting. Tapi untuk bertahan, tumbuh, dan memimpin, organisasi dan individu perlu lebih dari itu.
GRIT adalah mentalitas era baru — modal utama untuk menavigasi karier jangka panjang di dunia kerja yang tak pasti.
🔜 Teaser ke Bagian 3:
Kalau GRIT bisa dilatih, bagaimana caranya? Apa peran HR dan atasan? Dan bagaimana early employee bisa menumbuhkan GRIT dalam keseharian kerja mereka?
📍 Bagian 3 akan membahas:
- Strategi membangun GRIT di organisasi.
- Latihan GRIT sehari-hari untuk early employee.
- Tools praktis untuk HR dalam membina talenta bermental tangguh.