
“Enthusiasm is common. Endurance is rare.”
— Angela Duckworth
🎯 Tujuan Bagian Ini:
- Menyajikan strategi praktis yang dapat diimplementasikan oleh organisasi dan individu untuk menumbuhkan GRIT.
- Menjelaskan bahwa GRIT bukanlah sesuatu yang dilahirkan, tetapi kompetensi yang dapat dikembangkan.
- Memberikan pemahaman bagi HR dan early employee tentang bagaimana mengintegrasikan GRIT dalam kultur kerja dan karier jangka panjang.
🌱 Apakah GRIT Bisa Dilatih?
GRIT, menurut Angela Duckworth, bukanlah sekadar tentang semangat keras kepala. Ini adalah konsistensi dan passion dalam mengejar tujuan jangka panjang, bahkan saat menghadapi kegagalan atau rintangan.
“GRIT grows as we learn to develop a purpose, stick with it, and push through setbacks.”
— Angela Duckworth, dalam TED Interview 2020
Penelitian menunjukkan bahwa GRIT bisa dilatih, meskipun pada awalnya kita mungkin merasa tidak memiliki ketahanan untuk bertahan dalam jangka panjang. Duckworth sendiri mengatakan bahwa meskipun beberapa orang mungkin tampak lebih “terlahir dengan GRIT,” tetapi proses belajar untuk menjadi tangguh sangat mungkin dilakukan oleh siapa saja.
📊 Studi Penelitian:
- Park et al. (2020) dalam jurnal Journal of Positive Psychology menemukan bahwa orang yang melatih ketekunan dan cara-cara mengelola diri dengan baik—seperti refleksi diri dan menetapkan tujuan—mengalami peningkatan signifikan dalam GRIT.
- Dalam studi Duckworth di West Point dan National Spelling Bee, GRIT terbukti lebih efektif daripada IQ dalam menentukan kesuksesan jangka panjang. Ketekunan lebih bisa diprediksi dibandingkan dengan kemampuan intelektual.
🏢 Untuk HR & Organisasi: Menciptakan Budaya yang Mendukung GRIT
1. Rekrutmen dengan Fokus pada Nilai, Bukan Hanya Keahlian
Mulailah dengan rekrutmen yang lebih berfokus pada nilai dan karakter, alih-alih hanya pada keahlian teknis atau IQ semata. Sebagai contoh, menggunakan Grit Scale untuk menilai potensi ketekunan kandidat dalam menghadapi tantangan dan kegagalan.
Contoh Pertanyaan:
“Ceritakan pengalaman di mana Anda menghadapi kegagalan. Apa yang Anda lakukan setelahnya untuk bangkit kembali?”
Dengan menggali pengalaman kegagalan dan pemulihan, HR dapat melihat sejauh mana seseorang memiliki GRIT.
2. Desain Proyek Jangka Panjang dan Tanggung Jawab yang Menantang
Berikan karyawan proyek yang membutuhkan konsistensi, bukan hanya hasil instan. Tugas jangka panjang yang memerlukan ketekunan dan keberanian untuk bertahan dapat membantu mengembangkan ketahanan mental.
3. Membangun Budaya Belajar dari Kegagalan
Menciptakan budaya yang tidak menganggap kegagalan sebagai sesuatu yang memalukan, melainkan sebagai proses belajar yang berharga. “Blameless postmortem” yang diterapkan oleh perusahaan seperti Google dan Etsy menunjukkan bahwa organisasi yang mengakui kesalahan dan mencari solusi bersama memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
Data: Menurut sebuah studi dari Harvard Business Review (2019), perusahaan yang mendorong refleksi dan pembelajaran dari kegagalan melihat kenaikan produktivitas hingga 21%.
4. Program Mentoring untuk Membangun Resiliensi
Mentoring bukan hanya untuk berbagi pengetahuan teknis, tetapi juga untuk membimbing karyawan agar tetap konsisten dan terus bersemangat dalam jangka panjang. Buatlah sistem mentoring yang menekankan pengembangan ketahanan mental dan semangat juang.
đź§Ť Untuk Early Employee: Latih GRIT Seperti Latihan Fisik
GRIT adalah keterampilan yang perlu dilatih, seperti otot. Ini bukanlah kualitas yang datang begitu saja, tetapi sesuatu yang bisa dibentuk melalui kebiasaan dan pola pikir yang tepat.
1. Tentukan Tujuan yang Bermakna dan Bertahan pada Tujuan Tersebut
Mulailah dengan tujuan yang lebih besar, bukan hanya pekerjaan sehari-hari. Temukan alasan mengapa Anda ingin mencapai tujuan karier tertentu dan hubungkan dengan nilai-nilai pribadi Anda.
Latihan: Buatlah tiga tujuan besar untuk karier Anda dalam lima tahun ke depan. Tulis alasan mengapa tujuan tersebut penting bagi Anda, dan lihatlah setiap langkah kecil dalam pekerjaan Anda hari ini sebagai bagian dari perjalanan mencapai tujuan besar itu.
2. Bangun Rutinitas yang Konsisten
Gunakan teknik habit stacking untuk membentuk kebiasaan produktif. Anda bisa menyisipkan kebiasaan positif yang mendukung konsistensi. Misalnya:
“Setelah saya menyelesaikan tugas pertama hari ini, saya akan langsung menulis di jurnal tentang apa yang telah saya pelajari.”
3. Refleksi Mingguan untuk Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil
Penting untuk tidak hanya mengevaluasi hasil akhir, tetapi juga untuk merefleksikan proses. Apa yang Anda pelajari dari perjalanan tersebut? Apa yang bisa diperbaiki?
Studi: Menurut American Psychological Association (2020), karyawan yang rutin melakukan refleksi diri memiliki ketahanan mental 23% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.
4. Kelola Kegagalan dengan Kekuatan Mental
Setiap kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan. Alih-alih melihatnya sebagai akhir, gunakan kegagalan sebagai cara untuk berkembang dan belajar.
“Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih bijak.”
— Henry Ford
Jika Anda melihat kegagalan sebagai bagian dari proses yang alami, GRIT Anda akan semakin terasah.
📊 Ringkasan Strategi GRIT
Level | Strategi Utama |
Organisasi | Rekrutmen berbasis nilai, budaya belajar dari kegagalan, proyek jangka panjang, mentoring dan coaching |
Individu | Tujuan bermakna, habit stacking, refleksi rutin, coping strategy menghadapi kegagalan |
đź’ˇ Insight Penutup: GRIT sebagai Kekuatan yang Membedakan
GRIT adalah modal utama di dunia kerja yang cepat berubah. Ia bukan hanya soal kemampuan bertahan di tengah rintangan, tetapi juga tentang kemampuan untuk terus maju meskipun hasil tidak langsung terlihat.
“Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.”
— Winston Churchill
Untuk HR dan Organisasi: Mulailah menciptakan sistem yang mendorong ketekunan dan semangat jangka panjang. Fokus pada orang-orang yang tidak hanya cerdas, tapi juga tangguh.
Untuk Early Employee: Gunakan kesempatan setiap hari sebagai ajang untuk melatih GRIT dalam diri Anda. Dengan membangun ketahanan mental, Anda akan lebih siap untuk menghadapi tantangan besar di masa depan.
🎬 Penutup Seri
GRIT bukan sekadar kemampuan untuk bertahan, tapi kekuatan untuk berkembang. Baik organisasi maupun individu, keduanya harus berkomitmen untuk menumbuhkan dan mengasah GRIT agar tetap relevan dan sukses di dunia kerja yang penuh ketidakpastian ini.